SMP NEGERI 2 MANYARAN online

PRIMA DALAM PRESTASI, BERPIJAK PADA BUDAYA BANGSA YANG LUHUR

Senin, 29 Maret 2010

karya anak SMPN 2 Manyaran

PROKLAMASI

Menjelang pelaksanaan proklamasi kemerdekaan suasana di jalan pengangsaan timur 564 tampak sibuk,
Soewirjo : “ Mr. Wilopo “
Mr. Wilopo : “ Ya “
Soewirjo : “ Siapkan peralatan yang di perlukan seperti microphone dan pengeras suara ! ”
Mr. Wilopo : “ Baik, baik pak “
Sudira : “ S. Suhud, tolong siapkan tiang bendera !”
S. Suhud : “ Siap pak, saya akan mencari bambu di kebun “
Sementara itu rakyat telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Hingga para pemuda mendesak Bung Karno yang saat itu tengah berbaring dikamar karena demam / panas yang tinggi.
Para Pemuda : “ Cepat pak, bacakan proklamasi itu. Rakyat mulai tidak sabar “
Bung Karno : “ Saya tidak akan membacakan teks proklamasi sebelum Moh. Hatta datang ! “
Lima menit kemudian Moh. Hatta datang dan keduanya menuju ke lapangan upacara.
Latief : “ Bapak Soekarno dan Bapak Muhammad Hatta di persilahkan kemimbar upacara “
Soekarno : “ Teima kasih Latif. Assalamualaikum Wr. Wb. Saudara – saudara !, saya telah meminta saudara hadir disini untuk menyaksikan moment yang sangat penting bagi kita yaitu rakyat Indonesia dan menjadi sejarah akhir bagi perjuangan kita. Berpuluh – puluh tahun kita rakyat Indonesia telah berjuang untuk memperoleh kemedekaan tanah air kita. Bakan berabad – abad gelombangnya aksi kita untukmencapai kemerdekaan, kita itu ada naik turunnya. Tetapi jiwa kita tetap mengengam cita – cita. Juga didalam jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti di zaman penjajahan Jepang, tampak saja kita diperbudak oleh mereka tapi pada hakikatnya kita menyusun tenaga sendiri. Tetapi kita percaya pada kekuatan sendiri sekarang tibalah saatnya kita benar- benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita kedalam tangan kita sendiri. Akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka – pemuka rakyat Indonesia,permusyawaratan itu sekata – kata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyalakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami “ PROKLAMASI : KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA. HAL – HAL MENGENAI PEMINDAH KEKUASAAN DAN LAIN – LAIN DISELENGGARAKAN DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM WAKTU YANG SESINGKAT – SINGKATNYA. JAKARTA, HARI 17 BOELAN 8 TAHOEN 45 ATAS NAMA BANGSA INDONESIA, SOEKARNO / HATTA “.
Demikian saudara – saudara kita telah bebas dari penjajah. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menjadi egara yang bebas dari belenggu penjajah, kita menjadi Negara yang merdeka. NKRI kekal dan abadi. Insaalloh tuhan memberkati kemerdekaan kita itu “.
Seusai Soekarno berpidato, dilanjutkan pengbaran bendera sang merah putih.
Moh. Hatta : “ Trimurti majulah dan kibarkan bendera kita “.
S. K. Trimurti : “ Maaf, lebih baik seorang prajurit “.


Tanpa ada yang menyuruh, Latif Hadiningrat maju kedekat tiang bendera. S. Suhut mengambil bendera yang telah disediakan dan meninggalkan pada tali dibantu oleh Latif Hadiningrat. Bendera dinaikkan berlahan – lahan, para hadirin sepontan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
S. Brata : “ Bung Karno, tolong bacakan proklamasi sekali lagi. Karena ada rombongan rakyat yang datang “.
Soekarno : “ Proklamasi itu hanya di ucapkan satu kali dan berlaku untuk selama – lamanya “.
Mendengar amanat itu S. Brata belum puas dan meminta agar memberikan amanat singkat. Kali ini permintaan dipenuhi.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan . . .
Lasmidjah Hardi : ( mengumumkan bahwa ) “ Ada sepasukan barisan pelopor yangberjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat “.
S. Brata : “ Bung karno, tolong bacakan proklamasi sekali lagi “.
Soekarno : “ Proklamasi itu hanya dibacakan sekali dan berlaku untuk selama – lamanya “.
S. Brata : “ Saya masih belum puas tolong berikan amanat singkat “.
Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, datanglah tiga orang pembesar jepang.
P. Jepang : “Dimana Bung Karno, Saya ingin bertemu dengannya ?”.
Sudiro : “ Silajkan tunggu diruang belakang “.
P. Jepang : “ Baiklah “.
Mereka di perintahkan menunggu diruang belakang tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka. . .
Sudiro : “ Untuk apa mereka datang “.
Para anggota barisan pelopor mulai mengepungnya. Bung karno sudah memakai piyama, ketika Sudiro masuk. Sehingga terpaksa berpakaian lagi.
Utusan Jepang : “ Kami di utus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi “.
Bung Karno : “ Proklamasi sudah saya ucapkan “. ( Jawabnya dengan tenang ).
Utusan Jepang : “ Sudahkah “. ( Tanyanya keheranan ).
Bung Karno : “ Ya, Sudah ! “.
Disekelilingnya mata para pemuda melotot dan mereka sudah membawa golok masing – masing.
Utusan Jepang : “ Ya sudah kalau begitu, kami pulang “.
Sementara itu Latif Hadiningrat termenung memikirkan kelalaiannya.
Latif : “ Ya ampun, aku lupa menelepon Soetarto untuk mendokumentasiakan peristiwa itu “.
Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal 3 ( tiga ) lembar, sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu dokumentasinya hanya ada 3 ( tiga )foto, yakni Sewaktu Bung Karno membacakan teks proklamasi, pada saat pengibaran bendera dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

<b